Kamis, 18 Februari 2016

Kota yang Bakal `Menggeser` Bali

Kota yang Bakal Menggeser Bali

Bali dikenal sebagai salah satu pulau di Indonesia yang keindahan alam dan budayanya begitu diakui dunia. Eksistensi Bali sebagai destinasi wisata unggulan bahkan belum bisa tergeser atau tergantikan oleh destinasi wisata lainnya di Indonesia.
Namun, baru-baru ini Menteri Pariwisata (Menpar) RI, Arief Yahya mengeluarkan pernyataan bahwa ada sebuah kota di Indonesia yang akan menjadi seperti Bali.
Menpar mengatakan, kota tersebut saat ini posisinya hampir menyamai Bali. Kota ini menjadi salah satu pintu utama wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Indonesia.
"Bintan positioning-nya the next Bali. Alamnya begitu indah," ujar Menpar Arief Yahya seperti dikutip dari situs Kementerian Pariwisata RI.
Tak hanya indah, Bintan yang berada di Kepulauan Riau memiliki potensi wisata yang sangat besar. Pasalnya, banyak wilayah di Bintan yang memang disiapkan menjadi destinasi wisatawan dunia. Fasilitas yang disediakan pun tak kalah dari Bali yang saat ini menempati posisi pertama sebagai daerah yang paling banyak mendatangkan wisatawan mancanegara.
"Sebanyak 60 persen wisman datang karena budaya. Jadi, promosi kita proporsionalnya seperti itu. Meskipun dilatarbelakangi dengan alam yang indah," jelas Menpar.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa untuk Bintan yang menjadi target pasar utama adalah Singapura sebagai negara tetangga terdekat. Ditambah pula dengan kebijakan bebas visa kunjungan yang telah diberlakukan, maka Menpar optimis Bintan dapat menggaet wisman sebanyak-banyaknya. (Ism)  

Kota yang Bakal Menggeser Bali

ni Temuan Jejak Kota Sodom di Tepi Laut Mati

Umat muslim tentu pernah mendengar kisah kehancuran umat Nabi Luth AS di Kota Sodom. Masyarakat Kota Sodom dikenal dengan perzinahan dan penyimpangan seksualnya. Karena itu pula Tuhan mendatangkan azab berupa kehancuran melalui sebuah gempa bumi maha dahsyat.
Kisah ini bahkan tertuang jelas dalam Al Quran surat Huud ayat 82. "Maka tatkala datang azab Kami, Kami jadikan negeri kaum Luth itu yang di atas ke bawah (Kami balikkan), dan Kami hujani mereka dengan batu dari tanah yang terbakar dengan bertubi-tubi." Dalam ayat tersebut dijelaskan, Allah 'menjungkirbalikkan' Kota Sodom hingga luluh lantah tak tersisa.
Meski telah lenyap berabad-abad yang lalu, jejak Kota Sodom ternyata masih dapat ditelusuri. Penelitian arkeologis mendapati, Kota Sodom terletak di tepi Laut Mati (dahulunya merupakan Danau Luth). Kota ini memanjang di antara perbatasan Israel-Yordania.
Temuan arkeolog ini diperkuat oleh penelitian seorang geolog asal Inggris bernama Graham Harris. Graham dan timnya menemukan bahwa Sodom dibangun di pesisir Laut Mati dan penduduknya berdagang aspal yang tersedia di wilayah tersebut. Daerah pemukiman warga Sodom berupa dataran yang mudah diguncang gempa.
Di samping mendapati fakta Kota Sodom adalah zona gempa bumi, selama penggalian tim geolog menemukan banyak lapisan lahar dan batu basal bukti pernah terjadinya letusan gunung berapi dan gempa bumi maha dahsyat di pesisir Laut Mati.
Sementara peneliti lain asal Jerman, Werner Keller, mengungkap hasil temuan yang lebih detail. Penelitian Werner menghasilkan fakta bahwa Kota Sodom dahulunya terletak di wilayah yang kini bernama Lembah Siddim. Sedangkan gempa bumi maha dahsyat yang mengancurkan kaum Sodom diperkirakan dulunya terjadi dari tepi Gunung Taurus. Lalu memanjang ke pantai selatan Laut Mati dan berlanjut melewati Gurun Arabia ke Teluk Aqaba melintasi Laut Merah hingga mengguncang Afrika.
Werner menduga saat itu Lembah Siddim (Kota Sodom) terjerumus ke dalam jurang yang sangat dalam akibat guncangan gempa yang sangat hebat. Ia juga memperkirakan gempa tersebut disertai letusan, petir, keluarnya gas alam bahkan munculnya lautan api yang dahsyat.
Serangkaian penemuan arkeologis dan percobaan ilmiah itu membuktikan bahwa kaum Luth memang pernah hidup pada masa lalu di sekitar wilayah Laut Mati yang kini berada di perbatasan negara Israel dan Yordania.
(Berbagai sumber)

Kota yang Bakal Menggeser Bali

Pompeii, Tragedi Kota 'Maksiat' yang Diazab Tuhan

Menjelang siang denyut Pompeii, belum sepenuhnya menyala. Warga kota megah di kaki Gunung Vesuvius, Italia itu masih terlelap sisa pesta semalam suntuk hari sebelumnya.
Nyaris menjadi kebiasaan warga kota, menggelar pesta mengumbar semua kegilaan duniawi. Semua jenis minuman ditenggak. Jangan tanya seberat apa kadar alkoholnya. Jiwa seperti terbang dari raga. Pergaulan bebas.
Namun, hari itu, 24 Agustus tahun 79 Masehi, penghuni Pompeii yang masih asyik di peraduan tersentak. Mata yang masih berat pun terpaksa terbuka ketika ranjang empuk bergetar hebat. Langit rumah ikut bergoyang.
Belum ada semenit, mereka kembali dikagetkan suara gemuruh yang turun dari gunung Vesuvius. Dalam sekejap, patung-patung besar dari perunggu berpose mesum, gedung teater, pemandian, arena gladiator serta rumah bordil --landmark termasyhur kota itu-- roboh.
Orang-orang tumpah ke jalanan dengan pandangan kosong tak berdaya. Mereka bertanya, "Apa yang sesungguhnya sedang terjadi?" tulis Pliny muda (pejabat dan penyair Romawi) menceritakan kisah menyeramkan itu lewat surat-surat bersejarahnya yang kemudian dilansir kantor berita Inggris, BBC.
Kengerian itu sejatinya baru dimulai, saat mata mereka terbelakak melihat batu besar terlempar ke langit beserta lahar panas yang kemudian menghujam bumi. Semua itu muntahan isi 'perut' gunung Vesuvius yang tengah murka.
Letusan itu berlangsung seharian. Tanpa ada peringatan serta jalan keluar, 20.000 orang penghuninya terjebak. Lahar panas yang berlimpah ruah memanggang Pompeii. Membumihanguskan semua tanda-tanda kehidupan.
Kota yang berdiri di bawah pemerintahan Kaisar Romawi Nero lenyap seketika. Terkubur lahar panas dan debu sedalam hingga tiga meter. Sejak itu Pompeii pun dilupakan orang.

Kota yang Bakal Menggeser Bali

Pompei: Kisah Tragis Kota Maksiat yang Diazab Tuhan

Italia tak hanya menarik karena sepakbola atau Menara Pisa. Negara yang satu ini ternyata menyimpan sejarah kelam sebuah kota bernama Pompei. Kota Pompei diyakini sebagai kota maksiat yang terkena azab berupa letusan Gunung Vesuvius hingga akhirnya lenyap terkubur selama 1.700 tahun. Reruntuhan kota ini akhirnya ditemukan di Kota Naples, Italia setelah para ahli arkeolog melakukan penggalian dan penelitian.
Sejarah kelam Kota Pompei banyak dihubung-hubungkan dengan kisah kehancuran yang dialami umat Nabi Luth AS di Kota Sodom. Dijelaskan dalam Quran, umat Nabi Luth AS terkena azab Allah SWT akibat perbuatan maksiat mereka yang melampaui batas. Mereka 'dijungkirbalikkan', dihujani batu belerang panas secara bertubi-tubi, dan mengalami berbagai azab mengerikan lainnya. Hingga akhirnya Kota Sodom musnah terkubur.
Peristiwa serupa terjadi kembali pada masyarakat Kota Pompei. Catatan sejarah menyebutkan, Kota Pompei merupakan simbol kemerosotan moral pada masa Kekaisaran Romawi. Di Kota ini marak terjadi perilaku seksual menyimpang seperti pada masa Nabi Luth AS.
Tak hanya itu, pelacuran juga ramai di Kota Pompei. Bahkan sudah tak terhitung lagi jumlah rumah-rumah bordil yang ada di sana. Tiruan alat kelamin dalam ukuran aslinya digantungkan di depan pintu-pintu rumah bordil.
Menurut tradisi yang berakar dari kepercayaan masyarakat Pompei, organ seksual dan persetubuhan tidak seharusnya disembunyikan, melainkan harus dipertontonkan secara terang-terangan.
Akhirnya, letusan Gunung Vesuvius menghancurkan Kota Pompei. Tak satupun warganya mampu melarikan diri. Aliran lahar panas membanjiri dan membumihanguskan semua bentuk kehidupan di sana.
Peristiwa itu membuat Kota Pompei terkubur oleh lahar dan debu selama ribuan tahun. Hingga pada suatu waktu para arkeolog menemukan reruntuhan kota itu 3 meter di bawah tanah.
Saat ditemukan, banyak kerangka mayat bergelimpangan di berbagai sudut. Mayat-mayat tersebut ditemukan sedang dalam posisi melakukan zina, baik dengan lawan jenis maupun sejenisnya.

http://www.dream.co.id/jejak/inilah-kota-yang-disebut-sebut-bakal-menggeser-bali-1509213.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar