Kamis, 18 Februari 2016

Masjid Agung Brussels, Jejak Islam Tertua di Belgia

Masjid Agung Brussels, Jejak Islam Tertua di Belgia

Masjid Agung Brussels yang terletak di kawasan elit Komplek Cinquantenaire Park, Brussels, yang tak jauh dari markas besar Uni Eropa, adalah masjid tertua di Belgia.
Great Mosque of Brussels atau Masjid Agung Brussels yang terletak di kawasan elit Komplek Cinquantenaire Park, Brussels, yang tak jauh dari markas besar Uni Eropa, adalah masjid tertua di Belgia.
Tak hanya berarsitektur cantik, Masjid Agung Brussels juga memiliki sejarah yang yang menarik. Pada awalnya, bangunan ini tidak diperuntukkan sebagai masjid melainkan sebagai paviliun pameran kebudayaan negeri-negeri timur.
Masjid ini juga sempat difungsikan sebagai gedung eksibisi nasional Belgia, tepatnya di tahun 1879. Kala itu, eksistensi muslim di Belgia belum terlalu dikenal dan diakui.
Seiring keberadaan komunitas muslim yang makin diterima di Belgia, masjid ini kemudian digunakan sebagai basis Islamic and Cultural Centre Belgium, Organisasi Islam pertama di Belgia.
Islam diakui sebagai agama resmi oleh pemerintah Belgia sejak tahun 1974. Sejak itu pula ajaran-ajaran Islam kian berkembang di sana. Sekolah-sekolah Belgia mulai memasukkan materi pengenalan Islam ke dalam kurikulum resmi sekolah.
Bahkan, Fadila Laan (30 tahun), terpilih menjadi muslimah Belgia pertama yang masuk ke dalam jajaran kabinet Belgia sebagai Menteri Kebudayaan dan Audio Visual.
Kemudian, pada tahun 1967, Raja Arab Saudi, Raja Faisal bin Abdul Aziz, melakukan lawatan resmi ke Belgia dan Raja Belgia, Raja Baudouin, menghadiahkan gedung pameran di Cinquantenaire Park, Brussels, yang sudah lama tak terpakai dan terabaikan kepada Raja Faisal bin Abdul Aziz.
Momen itulah yang menjadi pembuka jalan bagi pendirian Masjid Agung Brussels untuk mengakomodasi kebutuhan umat Islam Belgia yang kala itu mulai berkembang.
Atas perintah Raja, pemerintah Arab Saudi kemudian memutuskan untuk mendanai sendiri seluruh biaya rekonstruksi bangunan tersebut untuk mengubahnya menjadi masjid dan pusat kebudayaan Islam pertama di Belgia.
Namun takdir menentukan lain, tanggal 25 Maret 1975 Raja Faisal bin Abdul Aziz tewas ditembak oleh keponakannya sendiri Faisal bin Musa'id, yang baru saja kembali dari Amerika Serikat. Saudara Raja Faisal, Khalid bin Abdul Aziz kemudian naik tahta menggantikan beliau.
Setelah melalui perjalanan yang begitu panjang dengan berbagai hambatan, proses rekonstruksi yang diarsiteki oleh Arsitek Tunisia, Boubaker akhirnya rampung dilaksanakan.
Masjid Agung Brussels pun berdiri dan diresmikan pada tahun 1978 oleh Raja Khalid dan Raja Baudouin sebagai Pusat Kebudayaan Islam Pertama di Belgia.
Kini, Masjid Agung Brussels setiap harinya disesaki oleh para jemaah yang beribadah di sana. Terlebih pada bulan Ramadan dan dua hari besar Islam. Masjid ini akan selalu penuh sesak oleh jemaah hingga ke halaman. 
Tenda-tenda yang dipasang oleh pengurus masjid seringkali tak mampu menampung jemaah yang ditaksir mencapai 7.000-an orang. Sangat kontradiktif dengan masa awal penggunaan masjid itu di tahun 1978 yang hanya diisi oleh tak lebih dari dua shaf jemaah setiap salat fardu.
(Berbagai sumber)

http://www.dream.co.id/jejak/masjid-agung-brussels-jejak-islam-tertua-di-belgia--150917b.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar