Selasa, 16 Februari 2016

Tandingi Iran, negara-negara Arab berlomba bikin bom nuklir



Tandingi Iran, negara-negara Arab berlomba bikin bom nuklir

ulan lalu Amerika Serikat mencabut sanksi ekonomi Iran setelah pengawas Perserikatan Bangsa-Bangsa menyatakan Teheran sudah memenuhi perjanjian senjata nuklir.

Dengan demikian, setelah perundingan 13 tahun, sanksi ekonomi terhadap Iran karena memiliki teknologi nuklir resmi dicabut. Perwakilan enam negara dipimpin Amerika Serikat di Kota Wina, Austria, menyetujui program nuklir Negeri Para Mullah asal terbukti untuk tujuan damai.

Kesepakatan ini memicu berbagai reaksi dari dunia internasional. Sekutu Iran, seperti Rusia mengapresiasi perjanjian tersebut.

Uni Eropa yang diwakili Prancis, Inggris, dan Jerman dalam tim enam turut mengutarakan optimismenya. Dengan penghentian embargo ekonomi, maka negara mayoritas Syiah ini dapat bersikap lebih damai di kawasan Timur Tengah.

"Saya kira (perjanjian) ini adalah harapan untuk seluruh dunia," kata Kepala Bidang Luar Negeri Uni Eropa Federica Mogherini beberapa jam setelah rapat berakhir.

Sedangkan Israel, seperti sudah diduga, sangat berang lantaran AS justru mendukung perjanjian itu.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan Iran sama sekali tidak bisa dipercaya.

"Iran seperti mendapat durian runtuh. Ini kesalahan besar sejarah," ujarnya seperti dikutip Reuters, saat berpidato di Ibu Kota Tel Aviv selepas kabar dari Wina beredar di media.

Sesuai naskah perjanjian dengan enam negara itu, Iran bersedia mengurangi persediaan fasilitas pengayaan uranium hingga 98 persen. Dengan demikian, negara Syiah kaya minyak itu dipastikan tidak memiliki bahan baku senjata nuklir. Selain itu, pemerintah Iran juga bersedia diperiksa badan internasional Energi Atom (IAEA) saban tahun.

Lewat resolusi itu Iran diizinkan mengembangkan nuklir untuk teknologi peluncuran rudal balistik dan persenjataan berat, seperti tank dan helikopter,api atas seizin Dewan Keamanan PBB.

Sebagai ganti atas sikap kooperatif itu, Iran tidak lagi dikenakan sanksi ekonomi, baik oleh AS, Inggris, maupun Jerman. Iran memiliki reaktor nuklir terbesar di Arak, yang menurut laporan PBB sudah mampu mengurai uranium ke level 20 persen, tahap awal membuat bom.

Untuk diketahui, satu-satunya negara di Timur Tengah yang dipastikan memiliki hulu ledak nuklir adalah Israel. Iran sejauh ini baru memiliki reaktor pengurai uranium. Sementara Arab Saudi baru berencana mengimpor bahan baku dan alih teknologi senjata nuklir dari Pakistan.

Sebulan setelah perjanjian itu Menteri Pertahanan Israel Moshe Ya'alon mengatakan negara-negara Arab di Timur Tengah kini tengah berlomba membangun bom nuklir guna mengantisipasi program nuklir Iran.

Israel selama ini menilai perjanjian nuklir Iran yang telah disepakati dengan enam negara kuat dunia (Amerika Serikat, Inggris, Prancis, Rusia, Jerman, China) sama saja mengizinkan Negeri Mullah itu menciptakan senjata nuklir yang bisa mengancam Negeri Bintang Daud.

"Kami melihat gelagat negara-negara Arab sedang berusaha membangun senjata nuklir. Mereka tidak mau duduk manis diam saja ketika Iran bisa membuat bom nuklir," ujar Ya'alon, seperti dilansir koran the Daily Mail, Senin (15/2).

"Jika dalam tahap tertentu mereka (Iran) merasa sudah percaya diri, terutama secara ekonomi, maka mereka bisa membuat bom nuklir," kata dia.

http://www.merdeka.com/dunia/tandingi-iran-negara-negara-arab-berlomba-bikin-bom-nuklir.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar